maricaridisini photo maricaridisini.png

Selasa, 19 Juli 2011

Dampak penyelesaian masalah dengan emosi dalam percintaan

Saya hanya akan memberikan gambaran, dari sederhana diucap sulit untuk dipertahankan, begitulah yang saya ketahui tentang Cinta. keinginan saya untuk memposting masalah ini dikarenakaan curhat seorang teman cewe saya dan juga berdasarkan pengelaman saya. didalam hubungan bukanlah hal yang aneh apabila terjadi perseteruan, kesalah pahaman, putus-nyambung, melihat dari apa yang pernah saya lihat itu semua terjadi terlebih dikarenakan ego dari kedua individu yang bersangkutan dalam jalinan kasih mereka, pada dasarnya kita semua ingin bahagia, disayangi, dicintai, diperhatikan, dihargai dan sebagainya, tapi kita terkadang lupa arti dari sebuah kasih sayang cinta, yang dimana didalamnya terdiri dari kata "saling", contoh:

- Saling menyayangi
- Saling mencintai- Saling menghargai
- dan seterusnya

Apa bila hal ini tidak terjadi, kemungkinan besar hakikat cara kita mencintai itu salah, tapi semua itu relatif, semua dilihat dari kondisi masing-masing pihak, meski sesungguhnya dalam hati kita memang sangat mencintai kekasih kita, semua kembali pada diri yang bersangkutan, misal:
kekasih kita kurang perhatian karena sibuk, maka disitulah kita menghargai dan mengerti dan itu juga sebaliknya.

Sering kita temui hubungan berantakan sia-sia yang dikarenakan emosi, putus cinta karena kesalah pahaman, putus cinta karena keegoisan, ingin selalu menjadi prioritas, tanpa mengetahui kondisi sebenarnya. hal yang menyakitkan lagi disaat emosi dan keegoisan menyatu, menciptakan gengsi untuk mengucapkan maaf, hal ini akan memungkinkan kita takkan lagi bersama dengan kekasih kita, meski sebenarnya kita mencintainya. maka janganlah prioritaskan emosi dan egomu dalam percintaan, cinta terbaik mungkin hanya akan terjadi sekali dan akan terus dikenang. hadapilah masalah dengan pikiran tenang dan terkendali, semua ada solusinya asalkan kita tidak bertindak primodialisme. kita tidak selalu benar, kebenaran akan tindakkan kita lebih banyak dinilai dari luar dari pada diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar